Wisata Edukasi Museum Konferensi Asia Afrika Bandung

tempat wisata edukasi di bandung


Sebagai Paris Van Java, Bandung tersohor dengan banyaknya distro dan butik  yang menjajakan  pakaian masa kini. Tetapi tak banyak yang tahu, bahwa istilah ini telah ada sejak jaman penjajahan belanda, yang berarti sejak tahun 1920. Seperti yang kita semua tahu, lamanya Belanda menjajah Indonesia telah banyak meninggalkan peninggalan untuk generasi selanjutnya. Selain julukan yang telah melekat dengan kota Bandung, peninggalan lainnya yang masih memiliki keterkaitan dengan jaman penjajahan adalah bangunan kuno yang banyak tersebar seantero kota Bandung. Museum Konferensi Asia Afrika, adalah salah satu tempat wisata di bandung yang hingga saat ini masih memiliki daya tarik terlebih pada sejarah yang ada didalamnya.  Berikut ulasan mengenai Museum yang satu ini.

Asal Usul Museum Konferensi Asia Afrika

Selama 37 tahun berdiri, Museum Konferensi Asia Afrika memiliki nilai sejarah yang kuat terlebih bagi mereka yang juga melewati masa tersebut. Berlangsung pada tanggal 18-24 April 1955, dengan diikuti 29 Negara Asia Afrika, Konferensi ini membuahkan Sepuluh Prinsip dari Bandung atau yang lebih dikenal dengan Dasasila Bandung. Selain ini, dampak positif dari KAA ini adalah terbentuknya solidaritas bangsa-bangsa Asia Afrika guna memperjuangkan kemerdekaan bangsa-bangsa tersebut.
Guna mengabadikan perjuangan bangsa-bangsa Asia Afrika dalam memperjuangkan kemerdekaan, dibangunlah sebuah Museum tepat di Gedung Merdeka, atas usulan Menteri Luar Negeri Republik Indonesia, Prof. Dr. Mochtar Kusumaatmadja, S.H., LL.M. Sebagai tempat berkumpul para elit eropa, gedung merdeka yang dulu bernama Societeit Concordia telah ada sejak tahun 1895. Diberikannya sentuhan warna oleh Wolff Schoemake pada 1921, dan penambahakan style internasional oleh A.F Aalbers di tahun 1940, menambah semakin banyaknya anggota elit eropa yang bergabung didalamnya. Lepas dari gengaman Belanda, Gedung Societeit Concordia dijadikan sebagai pusat kebudayaan oleh pemerintah Jepang. Selepas Kemerdekaan Bangsa Indonesia untuk pertama kalinya, perubahan nama dilakukan oleh Presiden Soekarno, menjadi Gedung Merdeka.  Bertepatan dengan peringatan 25 tahun Konferensi Asia Afrika, pada tanggal 24 April 1980 Museum ini diresmikan. Memiliki luas sekitar 7500 m2.

Jam Buka Museum Asia Afrika Bandung

Museum Konferensi Asia Afrika yang terletak di di jalan asia afrika nomor 65 Kota Bandung. Berada di dekat pusat kota, Museum KAA buka setiap hari selasa sampai kamis, jam 08.00-16.00, dan di Hari Jumat, buka mulai dari jam 14.00-16.00, Sabtu-Minggu buka jam 09.00-16.00, sedangkan hari senin dan Hari Libur Nasional, tidak disarakan untuk berkunjung kesini, dikarenakan Museum tutup pada hari tersebut. 
Bagi pengunjung luar Kota Bandung, jalur untuk menuju Museum KAA ini sangat mudah, bila anda datang dari stasiun kereta api, carilah angkot dengan jurusan St.Hall – Gedebage, lalu turun di perempatan Jalan Braga-Naripan, tak jauh dari situ, hanya berkisar 100 meter kearah selatan menuju Museum KAA. Sedangkan untuk rute dari terminal bis Cicaheum, cukup mencari angkot dengan jurusan cicaheum-cibeureum, langsung turun di halte bus Asia Afrika, lalu berjalan kaki sejauh 100 meter sampai depan Museum. Bagi anda yang menggunakan bus dengan pemberhentian Terminal Leuwi Panjang, sama seperti akses yang lain, anda cukup mencari angkot bus kota cicaheum-luewi panjang, lalu berhenti di perempatan braga-naripan, dan berjalan kaki sejauh 100 meter. Jangan lupa untuk selalu bertanya tariff angkot kepada sesama penumpang, guna menghindari harga yang dilebihkan oleh sopir angkot.

Isi Museum Konferensi Asia Afrika

Menjadi tempat wisata yang kaya dengan edukasi, Museum Konferensi Asia Afrika memiliki beberapa spot yang sayang bila dilewatkan. Sebagai generesi yang terlahir di era gadget, semua termudahkan dengan teknologi canggih berbasis internet. Pada Museum ini, pengunjung akan teredukasi secara langsung oleh peninggalan dijaman penjajahan. Salah satunya yang terdapat di ruang pameran tetap. Ruangan ini berisi seluruh peninggalan benda 3 dimensi dan foto dokumenter yang dapat membawa imajinasi pengunjung ke masa Konferensi Asia Afrika di tahun 1955. Selain itu, disini juga terdapat foto dokumentar peristiwa Konferensi Kolombo, Konferensi Bogor, serta memuat profil peserta KAA dalam sarana multimedia. 
Guna memperkuat benda-benda peninggalan tersebut, Museum ini juga menyediakan Perpustakaan yang menyinpan buku sejarah, juga buku seputar sosial, politik dan budaya Negara Asia Afrika. Tidak hanya itu, bukti tertulis seperti dokumen Konferensi Asia Afrika juga tersimpan disini. Bagi pengunjung berkebutuhan khusus, perputakaan ini juga menyediakan Braille Corner. Selain itu, terdapat ruang audio visual sebagai tempat pemutaran film documenter Konferensi Asia Afrika, juga terdapat film tematik kehidupan bangsa Asia Afrika. Terdapat ruang riset, yang bertujuan sebagai wadah informasi mengenai Asia-Afrika bagi peneliti atau mahasiswa dalam maupun luar negeri.
Bagi pengunjung yang menyukai dan tertarik dengan sejarah, disini juga terbentuk komunitas yang dibawahi langsung oleh Museum KAA ini. Kegiatan dari komunitas ini seperti diskusi film yang terkait dengan politik dan diplomasi Indonesia, bedah buku, pameran, dan lain sebagainya.
Fasilitas Museum Konferensi Asia Afrika
Selain ke tiga ruang yang menjadi sentral daya tarik pengunjung. Museum Konferensi Asia Afrika juga memfasilitasi pengunjung dengan koneksi internet dan WiFi gratis dibeberapa spot dari gedung ini. Tak hanya itu, untuk melengkapi agenda wisata di Museum ini, terdapat kedai cendera mata yang menjual aksesoris seperti kaos bertuliskan Konferensi Asia Afrika, gantungan kunci, dan lain sebagainya. Bagi anda yang datang dari luar Kota Bandung, jangan khawatir. Disini terdapat pemandu atau guide yang memiliki kemahiran berbahasa guna menyesuaikan kebutuhan pengunjung, mereka telah terlatih beberapa bahasa, seperti bahasa inggris, bahasa perancis, dan pastinya bahasa indonesia. Pastikan anda untuk reservasi terlebih dahulu guna mendapatkan pemandu yang sesuai dengan kebutuhan anda.
Bila anda beruntung, anda tidak hanya akan berkeliling mengitari museum, tetapi juga menonton pameran temporer yang kerap digelar di Museum KAA. Pameran ini bertujuan untuk mengedukasi masyarakat luas mengenai politik dan diplomasi luar negeri. Biasanya pameran ini diadakan di waktu tertentu dan berlokasi di luar Museum KAA.
Fasilitas yang disediakan juga selaras dengan peraturan yang ada di Museum ini, diantaranya tidak diperbolehkan untuk berfoto, larangan untuk menyentuh beberapa peninggalan, dan tidak makan, minum dan merokok didalam ruangan. Semua aturan ini untuk kenyamanan bersama, serta menjaga peninggalan agar tetap otentik. 

Harga Tiket Masuk Museum Konferensi Asia Afrika Bandung

Menjadi tempat wisata yang memiliki unsur pendidikan, nilai plus dari Museum ini adalah tidak adanya tarif biaya masuk bagi pengunjung Museum KAA alias Free. Tetapi pihak museum telah mengumumkan bagi pengunjung yang datang dengan rombongan atau pengunjung yang membutuhkan kebutuhan khusus, diharap untuk melakukan reservasi, ke nomor telepon 022-4233564. 
Itu tadi sekilas informasi mengenai Museum Konferensi Asia Afrika yang dapat dijadikan alternatif berwisata bagi anda dan keluarga. Jangan lupa catat alamat dan nomor telefon serta jadwal buka museum ini.

Baca juga seputar Oleh-oleh Khas Sukabumi Bagi kamu yang suka kuliner.


Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel